Sebenarnya saya ga pande2 kali ngomong, dan ga tahu apa yang saya omongkan, hehe..
oke, oke, alasan2 yg dikemukakan bapak-ibu semuanya benar, namu alasan yang paling mendasar lagi2 terkait dengan urusan yang berbau politik.
Pada waktu itu, udah lama sih, ya tapi ga lama2 kali lah, sekitar tahun 1953, terjadi perselisihan antara IFRS dengan para auditornya melawan para manajer dari pihak perusahaan yang berujung pada Kongres di Mahkamah Agung Amerika Serikat.
Untuk mengoptimalkan "keuntungan", para manajer sepakat untuk mencatat persediaannya menggunakan LIFO, sementara IFRS berkeras bahwa kerugian yang belum direalisasi pada persediaan LIFO seharusnya tidak dikurangkan dari perhitungan pajak. Disini nampak bahwa, jika dipandang dari sudut manajer, jika kita menggunakan LIFO, maka pajak penghasilan yang akan kita bayarkan akan lebih sedikit dibanding dengan menggunakan FIFO.
Dan pada akhirnya, Mahkamah Agung Amerika Serikat memenangkan gugatan yang dilayangkan IFRS.
Itulah sejarah mengapa hingga kini, IFRS tak lagi mengakui LIFO sebagai metode pencatatan persediaan.
Trims.
Sumber: Stice, Stice, Skousen, Intermediate Accounting, Buku Satu- Edisi 15.